The last but not least

  • 0

Uasku semester 4 sudah berakhir
Entah apa itu hasilnya
Hanya bisa pasrah
Tapi aku tau usahaku memang belum maksimal
Itung aja, berapa kali aku absen dalam tiap mata kuliahnya
Atau cuma dateng kuliah, tandatangan lalu pergi lagi
Bahkan, duduk dikelas selama perkuliahan berlangsung tapi sama sekali tidak menangkap apapun yg disampaik dosen
Pikiran melanglang buana kemana2,

Haha apiiip apiiip
Kapan coba mau berubahnya? Katanya mahasiswa sebagai agen perubahan? Tapi kok kuliah nya aja males2an?
Inget piiiip sadar piiiip!
Rakyat Indonesia ini mengharapkan masa depannya pada para agen perubahan
Janganlah kau sia-siakan harapan mereka
Apalagi harapan ummi abimu

Sudah sudah tak perlu disesali yang sudah terjadi
Masih ada sisa 3 semester untuk memperbaiki
Belajarlah dan jangan sampai menyesal (lagi) di kemudian

Cintai sekedarnya saja

  • 0

"Boleh jadi apa yang kamu cintai tidak baik bagimu, dan boleh jadi apa yang kamu benci itu baik bagimu"
Begitulah sekiranya Allah menggambarakan dalam surat al-baqarah

Pernah mencintai seseorang begitu dalam?
Atau merasa dicintai seseorang dengan sangat dalam?
Bukankah terlalu mencintai dan dicintai itu akan membuat semakin sakit dan lebih merasa takut ditinggalkan dan meninggalkan?

Cintai ia sekedarnya saja, karena boleh jadi apa yang kamu cintai saat ini, belum tentu itu akan membersamaimu selamanya
Bersiaplah untuk ditinggalkan atau meninggalkan
Karena sejatinya hakikat cinta itu, melepaskan, semakin ia dilepaskan semakin kokohlah ia, itulah cinta

Yang tersimpan di ceruk langit- Ust Salim A Filah

Rabu, 19 Juni 2013

"Yang Tersimpan di Ceruk Langit" | by @salimafillah

1) Di antara kebiasaan para pendahulu nan shalih; mendoakan pemimpin melebihi munajat untuk diri. Sebab kebaikan pemimpin luas dampaknya.

2) Pemimpin menanggung amanah dunia-akhirat amat berat. Menjadi Presiden RI misalnya berarti; siap digugat 250 juta insan di hadapanNya.

3) Mari berharap bahwa dengan doa-doa tulus dari rakyat; berkuranglah penuntut, bertambah pembela, menipislah penggugat, pemaaf berlipat.

4) Dan; mendoakannya boleh jadi menggerakkannya tuk mendoakan kita. Mencintainya dengan doa, mungkin mencekamkan cinta rakyat ke hatinya.

5) Hari ini; ketika banyak yang menasehati dengan aneka cara & tak mempan jua; mungkin dia bukan kekurangan nasehat. Dia kekurangan doa.

6) Dan jika nasehat sudah disampaikan & doapun dipanjatkan lalu pemimpin belum hendak berkebaikan; titipkan pada Allah tuk menasehatinya.

7) "Sebaik-baik pemimpin adalah yang kalian mencintainya & dia mencintai kalian; kalian mendoakannya & dia mendoakan kalian". Indah.

8) Untuk "Saling" diperlukan "Yang Memulai"; jadilah ia yang lebih mulia. Maka jika belum saling mendoa-saling mencinta; mari memulainya.

9) Selamatkan pemimpin agar tak jadi seburuk-buruk; "Kalian membencinya & dia membenci kalian; kalian melaknatnya & dia melaknat kalian."

10) Jika belum terkabul kini; doa & cinta ini latihan kita tuk pemimpin selanjutnya. Agar negeri berkah; termula pemimpin adil & taqwa.

11) Hari ini ketika kita miskin pemimpin yang adil & taqwa; mungkin yang kurang bukan sosoknya; tapi doa kita agar Allah menampilkannya.

12) Hari ini ketika pemimpin terasa tak tegas & tak bernyali; mungkin yang kurang adalah doa kita untuk menguatkan hatinya yang rapuh.

'Umar ibn 'Abdil 'Aziz. Bani 'Umayyah yang menerima penunjukannya & bahkan para 'Ulama pendukung tak menyangka kebaikannya akan sejauh itu..

'Umar ibn 'Abdil 'Aziz. Dia bukan hadir tiba-tiba. Ketidakadilan yang marak sebelum tampilnya melahirkan para terzhalimi yang tekun berdoa..

Doa-doa terpanjatkan; mungkin tersimpan di ceruk langit; Allah Maha Tahu kapan ia terhujankan sebagai rahmatNya; membasahi bumi yang dahaga.

*https://twitter.com/salimafillah

Hari kedua UAS

  • 0

Alhamdulillah wasyukurillaaah,
Hari ini alhamdulillah sosped lancaaaarrr :D
Padahal awalnya udah horror bangeeet, soalnya pas UTS aku cuma ngapalin seadanya, jawabannya juga seadanya  deh
Eh tp sekarang alhamdulillah ada kisi2 nya, ada 20 soal kisi2, td soal ujiannya ada 8 nomer dan itu semuanya ada di kisi2 :D
Makasih makasiiih banget utk yayuk yang udah berbagi kisikisi sama akuu, semoga Allah memudahkan kamuu :)
Semogaaa semogaaa hasilnya bagus bisa naikin IP Ya Allaaaah :')

Hari pertama UAS

Tagline semester ini sih #semester4IP4
Tapi usahanya gak segitu :(
Kuliah sering bolos, gak merhatiin dosen huhuuuu
Dan sekaraaang eksekusinya, hari pertama UAS 2 matkul: penkom dan komkel
Oh Allaaaah, semoga hasilnya sesuai dg yg diharapkan
Walaupun gak bisa IP4, tp masih berharap semoga IP nya naik supaya semester 5 bisa ambil 24 sks, Aamiiiiin

Another Afifah, without "E"

  • 1

Bismillah,
Namaku Afiefah Muthahharah
Aku juga baru sadar kalau di tengah namaku itu ada huruf E nya, waktu itu saat pengisian formulir pendaftaran Husnul Khotimah, ummi bilang "kak, diperhatiin ya tulis nama kamu nya, jangan sampe salah, E nya jgn ketinggalan, terus semua nya pake huruf A gakada huruf O nya"
Nah, mulai dari situ aku baru bener-bener perhatian banget tulis nama sendiri
Aku juga baru tau arti namaku saat itu, kata ummi "wanita yang senantiasa menyucikan dirinya"
Hmmm, sebenernya agak malu menyandang nama dengan arti semulia itu, kalau mau flashback ke masalalu dan saat ini, aku masih jauuuuh jauh bangeeet dari arti namaku sendiri
Malah ummi sempet bilang "nama Muthahharah, tapi jorok" hehe, ya itu masalalu, sekarang sudah peka dg kebersihan kok :D

Entah kenapa, di zaman aku lahir itu, banyak sekali orang tua yg menamakan anaknya Afifah atau Afif untuk laki-laki
Tapi cuma namaku yang ada additional E nya,
Sampe aku punya temen TK namanya Afifah Thohiroh dan Sarah muthohharoh
Lagi-lagi namaku aja yg semuanya pake huruf A
Di SD juga aku punya temen namanya Afif Fachrudin
Di SMP punya adik kelas namanya Afifah Muthmainnah
Pas di SMA punya temen namanya Afifah Az-Zahra
Di kampus punya temen juga namanya Afif Azhar
Hadeuh, loba pisan nyaaa -___-

Tapi disini aku akan menceritakan 3 orang yg mempunyai nama Afifah, yang dari mereka aku benar-benar ter-inspirasi menjadi makin shalihah :')

Pertama, Teh Afra Afifah
Beliau ini lulusan Kesejahteraan Sosial UI, sekarang menjadi staff bagian Bimbingan Konseling UI, Teh Afra ini udah gak asing lagi untuk aku, karena dari kecil kita pernah bareng, ummi abi ku temen deket ummi abi Teh Afra ini, ya walopun aku dan Teh Afra gak pernah deket sih hehe
Ummiku selalu membangga-banggakan Teh Afra ini tiap kali pulang dari rumah beliau, "Kak, td ummi baru dari rumah Afra, subhanallah banget, rajin banget kak, ummi dateng langsung disuguhin minum,kue, padahal dia gak disuruh umminya, terus ngurusin adik-adiknya, gak rewel kaya kamu gini, terus hafalannya juga banyak, kapan ya ummi punya anak kaya dia?" Sering banget kalimat itu diulang-ulang ummi tiap kali pulang dr rumah Teh afra
dalam hati, insyaAllah aku juga bisa Mi, jd kaya Teh Afra :')
Sampai akhirnya aku dipertemukan lagi dg Teh Afra di salah satu talkshow, beliau jadi pembicaranya, waaaaw subhanallah sekali laaaah.. ilmunya banyak, akhlaknya mahmudah, sikapnya santun, dan aku makin kagum dibuatnya.. InsyaAllah, someday aku bisa seperti Teh Afra menjadi pembicara yg bs memberi manfaat dan membuat ummi bangga :')

Kedua, Afifah Az-Zahra
First time i meet her, di kamar zainab 1 saat i'dad, kasur aku atas bawah sama dia, awalnya sebelum kenal aku menganggapnya sama dengan yang lain, tapi semakin mengenalnya, subhanallaaah pisan lah.. susah nemu orang kaya gini, punya prinsip yang kuat, gak neko-neko, penokohannya mantap, kl udah ngobrol sama beliau tentang dakwah langsung semangatnya menggebu-gebu  deeeh. Semoga suatu hari aku bisa mjadi pribadi yg kuat sepertimu zah :')

Ketiga, Mba Nurul Afifah
Waaaaa kl dibandingin sm Afifah yang satu ini aku gakada apa-apanya deh
Udah mah cantik, pinter, shalihah, dewasa, keibuan, kurang apa coba???
Di HK beliau ini udh dewa bgt
Sekarang juga di kampus jd dewi  :D
Allahu, semoga aku bisa meneladàni  Mba yang satu ini

Sedangkan aku, Afiefah Muthahharah
HambaMu yang selalu belajar menjadi shalihah seperti mereka

Silent

  • 0

Diam itu lebih baik daripada frontal (seseorang di talkshow tadi pagi)
Jadi kesimpulannya, mencintai dalam diam itu lebih baik. Begitu ya?